Efektivitas Dressing Madu dengan Dressing D-Glukosa Monohydrate Terhadap Waktu Penyembuhan luka pada Kelinci
DOI:
https://doi.org/10.48144/jiks.v15i2.1500Keywords:
D-glucose monohydrate, Honey, Wound healingAbstract
Abstract
Wounds are damage to the epidermal layer or deeper due to pathophysiological changes which are the main origin of the wound. Nutrition is one of the factors that influence the wound healing process. Carbohydrates are nutrients that cells use as energy in the wound healing process. Alternative dressings that are classified as carbohydrates were developed to find more effective dressings in the wound healing process, including the use of d-glucose monohydrate and honey. This study aims to evaluate the difference in effectiveness between dressings using honey and d-glucose monohydrate dressings. The t-dependent test (paired sample t test) was used to determine the effectiveness of each dressing. The honey dressing obtained a t value of 5.547 (p = 0.001 <0.05) while the d-glucose monohydrate dressing obtained a t value of 4.264 (p = 0.003 <0.05). This means that giving D-glucose monohydrate and honey effectively accelerates wound healing. The average wound healing time using honey is 4.89, while the speed of wound healing using glucose monohydrate is 3.89. These results indicate that the administration of D-glucose monohydrate is faster in reducing the surface area of the wound compared to honey dressings.
Keywords: D-glucose monohydrate; Honey; Wound healing.
Abstrak
Luka dapat dijelaskan sebagai kerusakan pada lapisan kulit atau epidermis bahkan lebih dalam dikarenakan terjadi perubahan patofisiologi yang menjadi asal utama terjadi luka. Nutrisi merupakan salah satu factor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka. Karbohidrat merupakan nutrisi yang digunakan sel sebegai energy dalam proses penyembuhan luka. Alternatif dressing yang masuk golongan karbohidrat dikembangkan untuk menemukan dressing yang lebih efektif dalam proses penyembuhan luka, antara lain penggunaan d-glukosa monohydrate dan madu. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perbedaan evektivitas antara dressing menggunakan madu dengan dressing d-glukosa monohydrate. Uji t-dependent (paired sample t test) digunakan untuk mengetahui keefektivan masing masing dressing. Dressing madu diperoleh nilai t hitung sebesar 5.547 (p = 0,001 < 0,05) sedangkan dressing d-glukosa monohydrate diperoleh nilai t hitung sebesar 4,264 (p=0,003<0,05). Artinya pemberian D-Glukosa monohidrat maupun madu efektif mempercepat penyembuhan luka. Adapun Rata-rata waktu penyembuhan luka menggunakan madu adalah 4,89, sedangkan kecepatan penyembuhan luka menggunakan Glukosa monohidrat adalah 3, 89. Hasil ini menunjukan bahwa pemberian D-Glukosa Monohydrate lebih cepat dalam menurunkan luas permukaan luka dibandingkan dengan dressing madu.
Kata kunci: D-glukosa monohidrat, Madu, Penyembuhan luka.