Penerapan Terapi Bermain Plastisin Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia Prasekolah Dengan Resiko Gangguan Perkembangan

Authors

  • Putri Amalia Program Studi Diploma Tiga Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Indonesia
  • Siti Rofiqoh Program Studi Diploma Tiga Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.48144/prosiding.v1i.738

Abstract

Abstract
Psychomotor skills are children’s ability to use small muscles and coordination between eyes and hands. Thus, children are able to doing their activities independently. One of the media used to improve the psychomotor skills of preschool-aged children is using plasticine. The purpose of this study was to describe the application of plasticine play therapy in improving psychomotor skills in preschool-aged children. The descriptive study design was used in this case study. There are two preschool-aged children who are at risk of developmental disorders join in this study. The developmental pre-screening questionnaire (KPSP) was used to assess the psychomotor skills. The results show that before the intervention the KPSP value of both respondents was 5. After the intervention the KPSP value was increased to 10 and 12. Thus, plasticine play therapy can improve the psychomotor skills among preschool-aged children who are at risk of developmental disorders. Furthermore, nurses suggested to implement plasticine play therapy as an alternative intervention to improve psychomotor skills in preschool-aged children.
Keywords: psychomotor skills; Preschool-aged children; plasticine.

Abstrak
Motorik halus merupakan kemampuan anak mengunakan otot-otot kecil serta koordinasi antara mata dan tangan, sehingga anak mampu melakukan aktivitas mandiri dengan baik. Salah satu media yang digunakan untuk meningkatkan motorik halus anak usia prasekolah adalah menggunakan plastisin. Tujuan penulisan ini untuk menggambarkan penerapan terapi bermain plastisin dalam meningkatkan motorik halus pada anak usia prasekolah. Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah penelitian deskriptif dengan subyek dua pasien anak usia prasekolah yang mengalami resiko gangguan perkembangan. Alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi yang mengacu pada kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP). Hasil menunjukan sebelum intervensi nilai observasi kedua responden 5. Setelah intervensi nilai observasi kasus satu meningkat menjadi 10, sedangkan kasus dua meningkat menjadi 12. Kesimpulannya adalah penerapan terapi bermain plastisin dapat meningkatkan motorik halus anak usia prasekolah yang mengalami resiko gangguan perkembangan. Saran bagi perawat menjadikan terapi bermain plastisin sebagai salah satu alternatif tindakan untuk meningkatkan motorik halus pada anak usia prasekolah.
Kata kunci : Motorik halus; Anak usia prasekolah; plastisin.

Downloads

Published

2021-12-03