PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INOVATIF BUDIDAYA BELUT DI DESA PAKU ALAM DENGAN PENDEKATAN PENTA HELIX
DOI:
https://doi.org/10.48144/batikmu.v2i1.1181Keywords:
Pemberdayaan, Budidaya, Penta Helix, Empowerment, CultivationAbstract
Abstrak
Persoalan kemiskinan kini menjadi permasalahan negara yang sedang berkembang dan menjadi
persoalannya sama namun dimensinya berbeda. Permasalahan yang dihadapi masyarakat semakin
kompleks yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan seperti agama, budaya, social, ekonomi
dan politik. Kegiatan budidaya pengembangan usaha perikanan merupakan sektor yang telah lama
menopang pengembangan ekonomi, terutama ikut serta dalam memberdayakan pembudidaya ikan
khususnya skala kecil. Budidaya belut secara ekonomi desa diproyeksikan seperti pusat pemberdayaan
ekonomi masyarakat pedesaan berbasis potensi desa, mulai dari pemetaan potensi desa, pengelolaan
potensi desa hingga menjadi perubahan ekonomi bagi masyarakat desa dalam pemasaran potensi yang
telah dikelola. Dalam perkembangannya budidaya belut sampai dengan sekarang, dalam usahanya kurang
menggembirakan dan kecenderungan mulai menurun. Kondisi saat ini teknologi yang digunakan tidak lagi
budidaya belut dalam kolam terpal akan tetapi belut dipelihara dalam dengan ukuran kecil (2x3x1) meter
dengan memanfaatkan lahan kosong yang yang tidak termanfaatkan atau kurang produktif. Tujuan
pemberdayaan adalah Peningkatan kapasitas kemampuan kelompok masyarakat dalam mengelola usaha
budidaya belut dalam ukuran minimalis, melalui kegaiatan penyuluhan dan implementasi pembuatan kolam
belut yang diselenggarakan akan memberikan dampak terhadap ekonomi masyarakat. Pendekatan
pemberdayaan meliputi sosialisasi, identifikasi lokasi dan Inventarisasi serta verifikasi. Pengenalan
teknologi Keramba Terpal Minimalis di masyarakat Desa diterima dengan antusias sekali, bahkan minta
didampingi mulai proses pembuatan kontruksi kolam belut minimalis sampai dengan teknologi budidayanya.
Kunci dari teknologi kolam terpal minimalis adalah pola pemberian pakan yang optimal dengan
menggunakan pakan alam.
Kata kunci: Pemberdayaan, Budidaya, Penta helix
Abstract
The problem of poverty is now a problem for developing countries and the problem is the same but the
dimensions are different. The problems faced by society are increasingly complex which have an impact on
various aspects of life such as religion, culture, social, economy and politics. Aquaculture activities for
fishery business development are a sector that has long supported economic development, especially
participating in empowering fish cultivators, especially small scale. Eel farming economically in the village is
projected as a center for rural community economic empowerment based on village potential, starting from
mapping village potential, managing village potential to becoming economic change for rural communities
in marketing the managed potential. In the development of eel cultivation until now, the business is not
encouraging and the trend is starting to decline. The current condition of the technology used is no longer
eel cultivation in tarpaulin ponds, but eels are kept in small sizes (2x3x1) meters by utilizing vacant land that
is not utilized or less productive. The purpose of empowerment is to increase the capacity of community
groups in managing eel cultivation in a minimalist size, through outreach activities and implementation of
making eel ponds that will have an impact on the community's economy. The empowerment approach
includes socialization, location identification and inventory as well as verification. The introduction of
Minimalist Tarpaulin Cage technology in the village community was received with great enthusiasm, even
asking for assistance from the process of making a minimalist eel pond construction to its cultivation
technology. The key to minimalist tarpaulin pond technology is optimal feeding patterns using natural food.
Keywords: Empowerment, Cultivation, Penta helix